Adapunmendiamkan istri dengan tidak mengajaknya berbicara boleh dilakukan asal tidak lebih dari 3 hari.7 Dalam Kompilasi Hukum Islam, ketentuan Nusyuz diatur pada pasal 80, 83, dan 84, yaitu : Pasal 80 1) suami adalah pembimbing terhadap isteri dan rumah tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting 🌍 🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى 📗 Kitābul Jāmi’ Bulughul Maram 📝 AlHāfizh Ibnu Hajar ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ~~~~~~~ بسم الله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه ومن واله Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’āla, kita lanjutkan pembahasan masalah hajr. Kita katakan bahwasanya seorang yang menghajr/memboikot/tidak menyapa saudaranya karena perkara dunia, terkadang syaithān datang membuat dia menghiasi seakan-akan yang dia lakukan adalah perkara syari’at, padahal bukan, akan tetapi karena hawa nafsunya. Bukan karena ingin mendidik orang yang tidak dia sapa tersebut atau karena ingin menyelamatkan dirinya tapi karena hanya ingin memuaskan hawa nafsu. Dan saya ingatkan, dan ini juga diingatkan oleh Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah, betapa banyak orang yang menghajr saudaranya karena perkara dunia namun dia membawakannya dalam “chasing” seakan-akan dia menghajr karena perkara akhirat. Dan ini hukumnya haram. Dan telah kita jelaskan bahwasanya menghajr saudaranya lebih daripada 3 hari hukumnya adalah haram, bahkan sebagian oleh para ulama memasukkannya ke dalam dosa besar. Diantara dalil-dalil yang menunjukkan akan bahayanya perkara ini; ● HADITS ⑴ Hadits dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta’āla anhu dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albāni rahimahullāh. أَنَّ رَسُوْلَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمُ الاثْنَيْنِ وَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لا يُشْرِكُ بِالله شَيْئًا إِلا رَجُلا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ ، فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda “Telah dibukakan pintu-pintu surga setiap hari Senin dan Kamis. Maka seluruh hamba yang tidak berbuat syirik kepada Allāh sama sekali akan diberi ampunan oleh Allāh, kecuali seorang yang dia punya permusuhan antara dia dengan saudaranya.” Maka dikatakan kepada para malaikat “Tangguhkanlah dari ampunan Allāh 2 orang ini sampai mereka berdua damai.” HR Muslim no. 2565 ⇒ Ini dalil yang mengerikan. Yang sebenarnya dalil ini merupakan kabar gembira bagi orang yang bertauhid tidak berbuat syirik kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dan alhamdulillāh banyak teman-teman ikhwan dan akhwat yang berusaha menjauhkan diri dari segala bentuk kesyirikan, baik syirik besar maupun syirik kecil, meskipun banyak maupun sedikit. Dan orang-orang yang seperti ini yang berusaha bertauhid kepada Allāh maka mereka diberi ganjaran oleh Allāh yaitu ✓Diberi anugerah pada setiap hari Senin dan Kamis dibukakan pintu-pintu surga. ✓Diberi ampunan. Akan tetapi ternyata ada orang-orang bertauhid yang rugi pada hari Senin dan Kamis yaitu tidak mendapat ampunan Allāh, siapa? Yaitu orang yang bertauhid namun dia ternyata bermusuhan dengan saudaranya. Oleh karenanya Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam mengatakan, “Kecuali seorang yang antara dia dengan saudaranya ada permusuhan”. Maka dikatakan, “Tangguhkanlah ampunan pada kedua orang ini sampai mereka berdua berdamai.” ⇒ Ini kerugian besar bagi orang yang bertengkar dengan saudaranya. Padahal gara-gara perkara dunia bermusuhan kepada saudaranya, karena dia terhalangi dari ampunan yang Allāh anugerahkan setiap hari Senin dan Kamis. ● HADITS ⑵ Hadits yang shahīh juga, diriwayatkan oleh Abū Dāwūd dan dishahīhkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh. وعن أبي خراش السلمي رضي الله عنه أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ سَنَةً فَهُوَ كَسَفْكِ دَمِهِ Dari Abū Khirāsh As-Sulamiy radhiyallāhu anhu Sesungguhnya dia mendengar dari Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda “Barangsiapa yang memboikot/menghajr saudaranya selama setahun maka seakan-akan dia telah menumpahkan darah saudaranya.” HR Ahmad 17935, Abū Dāwūd 4915 Bayangkan, seakan-akan dia telah membunuh saudaranya! ⇒ Ini ancaman yang berat dari Nabi Shallallāhu Alayhi wa Sallam, karena kita tahu membunuh adalah dosa besar. ⇒ Ini dijadikan dalil oleh para ulama bahwasanya menghajr saudara sampai 1 tahun termasuk dosa besar. Yang seharusnya 2 saudara itu ✓Saling mencintai ✓Saling menyayangi ✓Saling menashihati ✓Saling menginginkan kebaikan kepada yang lain ✓Tidak boleh hasad diantara mereka ✓Saling mengunjungi. Namun semua dalil yang menyuruh kita untuk saling bersaudara ini semuanya hancur gara-gara emosional, mengikuti hawa nafsu & perkara dunia menghajr/memboikot saudaranya. Terkadang dikesankan seakan-akan perkara-perkara syari’at ternyata tidak benar. Maka ini hukumnya seperti “menumpahkan darah”, berarti dosa besar. ⇒ Ini ancaman bagi orang-orang yang menghajr/memboikot lebih daripada 1 tahun. ● HADITS ⑶ Hadits yang dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh. عن ابن عباس رضي الله تعالى عنهماقالقال رسول الله صلى الله عليه و سلم ثَلَاثَةٌ لَا تُرْفَعُ لهم صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ ، وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ ، وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ Dari Ibnu Abbās radhiyallāhu Ta’āla anhumā, ia berkata Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda “Ada 3 golongan/orang yang shalat mereka tidak akan terangkat diatas kepala mereka meskipun hanya sejengkal artinya shalat mereka tidak diterima oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla • ⑴ Seorang yang menjadi imam pada suatu kaum padahal kaumnya itu benci kepadanya tidak suka dia menjadi imam. • ⑵ Seorang wanita yang dia tidur sementara suaminya marah kepadanya tentunya marah karena ada sebab yang syar’i, maka wanita ini tidak diterima shalatnya. Yang ketiga, perhatikan dalam hadits ini, kata Nabi Shallallāhu Alayhi wa Sallam • ⑶ Dua orang saudara yang saling bermusuhan saling menghajr. HR Ibnu Mājah I/311 no. 971 dan dihasankan oleh Al-Albāni dalam Misyakatul Mashabih no. 1128 ⇒ Ini adalah kerugian bagi orang yang menghajr. Namun ingat, menghajr bukan karena syar’i, tetapi menghajr ; • karena hawa nafsu • lebih dari 3 hari • bermusuhan • karena tidak ingin dia dibantah • karena hobinya membantah Mengesankan ini perkara agama padahal karena hasad dan dengki, dia hasad kepada saudaranya dan dia menghajr saudaranya menggambarkan seakan-akan bahwasanya ini perkara agama. Maka seluruh hajr dan boikot yang tidak syar’i menyebabkan seseorang tidak diterima shalatnya, sebagaimana hadits yang dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh. Oleh karenanya para ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Seseorang hendaknya mengingat akan hari akhirat, bahwasanya di dunia ini memang tidak luput dari permasalahan. Kalau seseorang marah kepada saudaranya maka silahkan marah, tetapi ingat tidak boleh lebih dari 3 hari ! ⇒ Boleh dia cuekin saudaranya selama 3 hari namun tidak boleh lebih daripada 3 hari. Hendaknya Dia maafkan saudaranya atau dia mulai dengan salam. Karena hari akhirat jauh lebih indah dan tidak mungkin seseorang mendapatkan kenikmatan akhirat kecuali dengan bersabar dengan problematika kehidupan dunia ini. والله تعالى أعلم بالصواب ______________________________
Pasal71 KHI Suatu perkawinan dapat dibatalkan apabila: 1. Seorang suami melakukan poligami tanpa izin pengadilan agama. 2. Perempuan yang dikawini ternyata kemudian diketahui masih menjadi istri pria lain yang mafqud (menghilang tanpa berita apakah masih hidup atau sudah meninggal) f 14 3.
Sebagian suami salah mempraktekan firman Allah {وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ} jauhilah mereka di tempat tidur, sehingga jika mereka marah kepada istri mereka maka mereka langsung meninggalkan rumah atau mengusir istrinya dari rumahnya. Hal ini keliru karena Nabi ﷺ telah menjelaskan bahwa termasuk hak seorang wanita terhadap suaminya وَلاَ يَهْجُرَ إِلاَّ فِي الْبَيْتِ “Dan tidak menghajr menjauhi istrinya dari tempat tidur kecuali di dalam rumah”[1] Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, Yaitu janganlah engkau menghajr istrimu lantas engkau keluar meninggalkan rumah, atau engkau mengeluarkannya dari rumah. Jika engkau ingin menghajr istrimu maka hajrlah ia dan engkau tetap di rumah. Dan hajr di rumah ada beberapa macam. Hajr dengan memutuskan pembicaraan. Dan hajr ini tidak boleh lebih dari tiga hari karena Nabi ﷺ bersabda لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ يَلْتَقِيَانِ فَيَصُدُّ هَذَا وَيَصُدُّ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِىْ يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ “Tidak halal bagi seorang muslim untuk meng-hajr saudaranya lebih dari tiga hari. Keduanya bertemu, tetapi yang satu berpaling, begitu juga yang lainnya. Dan yang terbaik dari keduanya adalah yang mulai mengucapkan salam.”[2] Jika telah lebih dari tiga hari maka wajib bagi sang suami untuk memberi salam kepada sang istri. Jika ternyata tiga hari tidak cukup untuk menghajr istri maka setiap tiga hari hendaknya sang suami mengucapkan salam kepada istrinya Hajr dengan makanan. Misalnya jika merupakan kebiasaanmu engkau makan siang dengan istrimu hajrlah ia janganlah makan bersamanya biarkan ia makan sendiri Hajr dengan meninggalkan tidur bersama. Dan hajr ini bentuknya banyak diantaranya Tidak menjimaknya dan mencumbuinya dan yang semisalnya Menampakkan punggungmu kepadanya tidak menengok kepadanya tatkala tidur Engkau tidur di tempat tidur dan dia di tempat tidur yang lain Engkau tidur di kamar dan dia di kamar yang lain Menghajr dengan meninggalkan sifat baik yang biasanya ia lakukan kepada istrinya. Misalnya ia biasanya bergurau dengan istrinya maka iapun meninggalkan gurauan tersebut[3] Adapun Syaikh Sholeh Fauzan menguatkan pendapat bahwa hajr dalam ayat di atas yaitu sang suami tetap tidur bersama sang istri hanya saja ia berpaling dari sang istri, misalnya dengan membalikan badannya hingga punggungnya diarahkan kepada sang istri. Dan ini adalah zhohir dari firman Allah di tempat tidur[4] Berkata Syaikh Alu Bassaam, “Jika sang suami menghajr istrinya maka hendaknya ia menghajrnya secara intern antara mereka berdua saja dan tidak di hadapan orang banyak”[5]. Oleh karena itu merupakan sikap yang salah jika seorang suami tatkala menghajr istrinya ia tampakkan atau iklankan di hadapan orang banyak. Hal seperti ini terkadang menimbulkan rasa dendam istrinya sehingga tidak tercapailah maslahat yang diinginkan. Sebagian ulama berpendapat akan bolehnya menghajr dengan meninggalkan rumah jika memang bermanfaat bagi sang istri. Sebagaimana Nabi ﷺ pernah menghajr istri-istrinya selama dua puluh sembilan hari[6]. Dan ini adalah pendapat Ibnu Hajar[7], beliau berkata, “Dan Yang benar hajr itu bervariasi sesuai dengan variasinya keadaan, terkadang hajr yang dilakukan dan suami tetap di rumah lebih terasa berat bagi sang istri dan bisa jadi sebaliknya, bahkan biasanya hajr yang dilakukan oleh suami dengan meninggalkan rumah lebih terasa menyakitkan bagi para wanita terutama karena hati mereka yang lemah”[8] Oleh karena itu seorang suami harus pandai dalam mempraktekan hajr, berusaha untuk melihat hajr dengan cara manakah yang lebih bermanfaat untuk menasehati sang istri. ________ Penulis Ustadz DR. Firanda Andirja, MA Tema Suami Sejati Kiat Membahagiakan Istri – Series ________ Footnote [1] HR Abu Dawud no 2142 dan Ibnu Majah no 1850 dari hadits Mu’awiyah bin Haidah. Hadits ini dishahihkan oleh Ad-Daruquthni dalam Al-Ilal sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam At-Talkhis Al-Habir IV/7 no 1661 dan juga dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani [2] HR. al-Bukhari V/2302 no 5879 dan Muslim IV/1984 no2560 [3] Syarh Bulugul Maram kaset no 4. Lihat juga Asy-Syarhul Mumti’ XII/442 [4] Syarh Bulugul Maram kaset no 4 [5] Taudhihul Ahkaam min Bulughil Marom IV/453 [6] HR Al-Bukhari V/1996 no 4906 [7] Demikian juga As-Shan’ani Subulus Salam III/141 dan As-Syaukani Nailul Author VI/366, dan ini merupakan dzhohir dari pendapat Imam Al-Bukhari sebagaimana di dalam kitab Shahihnya [8] Fathul Bari IX/301. Namun pendapat ini masih perlu diteliti lagi mengingat hal-hal berikut Larangan Nabi ﷺ untuk menghajr di luar rumah adalah perkataan Nabi ﷺ adapun hajr Nabi ﷺ para istrinya di luar rumah adalah perbuatan Nabi ﷺ. Dan dalam kaidah tarjih bahwasanya hadits qouli perkataan lebih didahulukan daripada hadits fi’li perbuatan, karena fi’il Nabi ﷺ banyak kemungkinan-kemungkinannya, atau bisa jadi merupakan kekhususan Nabi ﷺ. Sebagian ulama menyatakan bahwa hadits tentang sikap Nabi ﷺ yang menjauhi istri-istrinya selama sebulan adalah termasuk bab iilaa’ syar’i bukan hanya sekedar bahasa. Hal ini sebagaimana jelas dalam lafal hadits dimana Rasulullah ﷺ berkata آلَيْتُ مِنْهُنَّ شَهْرًا“Aku mengiilaa’ mereka selama sebulan HR Al-Bukhari II/874 no 2337, dan ini juga dipahami oleh para sahabat sebagai iilaa’ sebagaimana perkataan Ummu Salamah HR Al-Bukhari II/675 no 1811 dan Anas bin Malik HR Al-Bukhari II/675 no 1812 dan bukan termasuk bab hajr istri. Lihat Kifaayatul Akhyaar I/411, dan Imam Al-Bukhari membawakan hadits ini pada tafsir firman Allah {لِلَّذِيْنَ يُؤْلُوْنَ مِنْ نِسَائِهِمْ...} Kepada orang-orang yang mengiilaa’ istri-istri mereka…QS 2226 dan juga An-Nasai membawakan hadits ini di bawah bab Iilaa VI/166 no 3455. Ibnu Hajar menyebutkan bahwa pendapat ini adalah pendapat minoritas ulama, adapun pendapat mayoritas ualama menyatakan bahwa iilaa’ yang dilakukan oleh Nabi ﷺ bukanlah iilaa’ yang sebagaimana dikenal dalam buku-buku fikih iilaa’ syari’i akan tetapi iilaa’ secara bahasa. Karena mayoritas ualama menyaratkan bahwa yang dimaksud dengan iilaa’ secara syar’i adalah seorang suami berjanji untuk tidak menjimaki istrinya, dan dalam hadits ini tidak ada nas yang jelas yang menegaskan bahwa Nabi ﷺ tidak menjimaki istri-istrinya selama sebulan penuh, bisa saja salah seorang istri beliau datang ketempat beliau menyendiri kemudian Nabi ﷺ menjimakinya, kecuali Nabi ﷺ menyendiri di mesjid maka tidak mungkin beliau menjimaki istrinya di masjid. Al-Fath IX/427. Akana tetapi perkataan Ibnu Hajar inipun perlu dicek kembali, karena apa manfaat hajr selama sebulan hingga istri-istri beliau terpukul sementara beliau tetap menjimaki istri-istri beliau. Kemudian asalnya jika terdapat dalam hadits suatu lafal maka hendaknya dibawa kepada makna syar’i kecuali ada dalil yang memalingkannya,. Selain itu Umar juga bertanya kepada Nabi ﷺ, “Apakah engkau menceraikan istri-istrimu?”, kalau memang Nabi ﷺ masih menggauli istri-istrinya maka Umar tidak akan bertanya seperti itu. Selain itu ada lafal yang lebih tegas yaitu اِعْتَزَلَ نِسَاءَهُ شَهْرًا Rasulullah ﷺ menjauhi istri-istrinya selama sebulan HR Muslim II/763 no 1084 dari Jabir bin Abdillah. Dan tidak bisa dikatakan bahwa Rasulullah ﷺ menetap di mesjid sehingga istri-istrinya tidak bisa menemui beliau untuk digauli, karena jelas dalam lafal hadits bahwa beliau menyendiri di مَشْرَبَة semacam kamar, jika seandainya beliau menetap di mesjid maka tentu akan dijelaskan di hadits. Kebanyakan buku-buku fikh madzhab tatkala menjelaskan tentang hukum menghajr menjauhi istri tidak menyinggung tentang bolehnya menghajr di luar rumah, namun yang dibicarakan adalah tentang perselisihan para ulama tentang bagaimana cara menghajr istri di dalam rumah Demikian juga buku-buku tafsir, tatkala menjelaskan ayat QS 434 sama dengan yang terdapat dalam buku-buku fikih, yaitu tidak disinggung akan bolehnya menghajr di luar rumah, yang dibahas adalah pendapat para ulama dan para alhi tafsir tentang bagaimana cara hajr yang diterapkan di dalam rumah. Wallhu A’lam bisshowaab.

Kepadaistri saya tersebut saya menyatakan sighat ta'lik sebagai berikut : Apabila saya : 1. Meninggalkan istri saya selama 2 (dua) tahun berturut-turut; 2. Tidak memberi nafkah wajib kepadanya 3 (tiga) bulan lamanya; 3. Menyakiti badan atau jasmani istri saya; 4. Membiarkan (tidak memperdulikan) istri saya selama 6 (enam) bulan atau lebih,

Semua wanita terutamanya yang sudah berumah tangga, anda wajib tahu apakah hukum isteri merajuk dengan suami yang tidak boleh dibuat main kerana anda perlu taat kepada suami sebab syurga isteri terletak di bawah telapak kakinya. Bahkan, meninggi suara juga sudah dikira derhaka, apatah lagi dengan merajuk jika lebih dari tiga hari. Hal ini kerana, wanita memang cenderung dengan sikap merajuk ini. Bayangkan, suami terlupa ucap selamat ulang tahun kelahiran pun anda merajuk. Itu belum lagi kalau suami pulang lambat kerja, bukan setakat merajuk tarik muka masam sepanjang malam! Malah, ada juga di kalangan isteri ini merasakan perlakuan suami setiap hari sentiasa menyakitkan hati walaupun puncanya tidaklah sebesar mana misalnya tersilap beli barang dapur sampai isteri merajuk tak nak masak! Namun begitu, kita faham wanita ini dilahirkan dengan hati yang mudah merajuk atau terasa hati, jadi kalau orang yang paling rapat dengannya melukakan hati sedikit sebanyak ia bisa menganggu hati kecil mereka. Merajuk bukan nak minta sesuatu pun… Isteri memang kuat merajuk, tapi dalam merajuk itu dia sememangnya reda dengan hatinya. Tapi yang dia perlukan hanyalah suami memujuk, membelai dan memanjakannya dengan sepenuh kasih sayang. Namun punca yang menyebabkannya rajuk panjang adalah bila suami buat-buat tak faham sampai menimbulkan konflik pula dalam rumah tangga. Bahkan semasa dia merajuk pun, bukan dia minta intan emas dan permata, tapi cuma perhatian lebih dari suami tercinta. Jadi kalau isteri merajuk cubalah pujuk macam cium pipi ke, peluk belakang badan dia ke, buat lawak sampai dia gelak ke atau apa-apa saja yang boleh buat isteri senyum semula. Hukum isteri merajuk dengan suami lebih 3 hari Abu Hurairah RA berkata Rasulullah SAW bersabda “Tidak halal seorang muslim memutuskan hubungan dengan saudaranya sesama muslim lebih dari tiga hari, barang siapa memutuskan lebih dari tiga hari dan meninggal maka ia masuk neraka. HR Abu Dawud. Atas sebab itulah, kalau merajuk isteri kena cepat-cepat sedar diri kerana setiap manusia itu bukanlah bersifat maksum dan tidak lari daripada melakukan dosa. Malah, suami kita juga adalah insan biasa dan kadang-kadang mungkin ada melakukan dosa yang tanpa dia sendiri sedari. Jadi isteri jangan terlalu ambil hati dan tidak merajuk terlalu lama. Ingatlah pasangan kita itu adalah hadiah terbaik pemberian Allah SWT untuk kita sampai bila-bila. Tempoh bertenang selama tiga hari Sebenarnya tempoh tiga hari yang diberikan itu adalah untuk bertenang antara suami dan isteri. Sementara suami pula jangan terlalu memaksa isteri untuk tidak merajuk terlalu lama tapi beri dia sedikit masa untuk kembali pulih sebab orang perempuan memang macam itu, kalau marah memang lambat nak sembuh. Jadi suami perlu bagi ruang pada isteri untuk dia pulih sendiri sebabnya mereka akan lupa yang dirinya sedang merajuk bila sibuk dengan urusan dan hal rumah. Tapi semestinya isteri yang baik dan taat pada suami tidak akan memanjangkan cerita atau tidak merajuk terlalu lama. Tapi Menurut Ustaz Kazim Elias, kalau cara memujuk tak jalan ada banyak cara lagi yang suami boleh cuba seperti masakkan kegemaran isteri, bawa dia pergi bercuti, menyediakan segala keperluan isteri dan yang paling penting tidak lupa memberi isteri nafkah setiap bulan. ***** Kesimpulannya, kalau rasa nak merajuk dengan suami disebabkan hal kecil dan remeh lebih baik dilupakan bahkan ia tidak mendatangkan apa-apa manfaat kepada kedua-dua belah pihak. Sementara suami pula kalau nampak isteri merajuk cepat-cepatlah pujuk dengan pelbagai taktik yang mungkin boleh redakan kembali hati isteri yang tengah panas itu. Semoga perkongsian ini bermanfaat. Untuk dapatkan lebih banyak informasi dari theAsianparent Malaysia, boleh terus download Aplikasi Keibubapaan 1 Di Asia Tenggara kami. Sumber Pesona Pengantin Peringatan Anda tidak dibenarkan menyiar artikel ini di mana-mana laman web atau status Facebook yang lain, tanpa pemberian kredit dan pautan yang tepat lagi berfungsi pada artikel asal di laman theAsianparent Malaysia Baca juga Selalu Bergaduh Dengan Pasangan? Cuba 2 Cara Ini Untuk Rumah Tangga Bahagia Ada isu keibubapaan yang buat anda risau? Jom baca artikel atau tanya dan dapat terus jawapan dalam app theAsianparent kami! Download theAsianparent Community di iOS dan Android sekarang! 1 Meredakan stres. Minum air hangat dapat membantu melancarkan aliran darah di seluruh tubuh, termasuk otak. Efek ini dapat membuat rileks dan meringankan stres dan rasa cemas. 2. Meredakan sakit dan nyeri pada radang sendi. Minum air hangat juga bermanfaat menenangkan sistem saraf dan menghidrasi tubuh. Hal ini dapat mengurangi rasa nyeri

MEDAN, Harapan Munthe 43, pria asal Kabupaten Humbang Hasundutan Humbahas, Sumatera Utara, yang memutilasi istrinya, Nurmaya Situmorang, lepas dari tuntutan hukum karena mengidap gangguan jiwa. Terkait keputusan hakim yang dijatuhkan dalam sidang di Pengadilan Negeri Tarutung, Rabu 7/6/2023, Kejaksaan Negeri Humbang Hasundutan Humbahas, tidak ingin buru-buru mengajukan kasasi."Untuk sementara kita pelajari dulu kasusnya, karenakan ada tempo waktunya 7 hari setelah sidang," ujar Kasipidum Kejaksaan Humbahas, Herry Shanjaya Ginting, kepada melalui telepon seluler, Kamis 8/6/2023. Baca juga Dianggap Terganggu Jiwanya, Pria yang Mutilasi Istri di Sumut Lepas dari Jerat Pidana Alasannya, kata Herry, pihaknya tidak ingin keputusan yang diambil kejaksaan berakhir sia-sia."Nanti kita pelajari dulu langkah hukum ke depan bagaimana kita buat tindakannya, jangan kita sembrono, terakhir jeblok lagi," tutupnya. Sebelumnya saat persidangan, Humas PN Tarutung Natanael mengatakan, vonis lepas dari tuntutan, Harapan Munte dilakukan dengan berbagai pertimbangan. "Pertimbangan hakim dari bukti-bukti di persidangan khususnya keterangan ahli kejiwaan diketahui bahwa memang terdakwa ada gangguan kejiwaan dan ada riwayat sebagai pasien di rumah sakit jiwa, sehingga terdakwa tidak dapat dimintai pertanggungjawaban pidana," ujar Natanael kepada melalui saluran telepon Selain itu, hakim juga meminta jaksa penuntut umum agar segera membawa terdakwa ke Rumah Sakit Jiwa Muhammad Ildrem di Kota Medan. "Segera, setelah terdakwa dikeluarkan dari tahanan untuk menjalani perawatan selama satu tahun," ujar Natanael. Sementara itu, berdasarkan Sistem Informasi Penelusuran Perkara SIPP PN Tarutung, dalam amar putusannya, Harapan tidak terbukti melakukan pembunuhan berencana, dalam dakwaan primer.

HukumMenyimpan Daging Kurban Lebih dari 3 Hari, Bolehkah? 10 July 2022, 10:48 Di Hari Raya Idul Adha , tak sedikit orang yang mendapatkan pembagian daging kurban ingin menyimpan daging agar tahan lama.

Silent treatment juga tidak baik di mata agama, silent treatment mungkin sudah akrab ditelinga terutama yang melek’ dengan istilah-istilah masa kini. Silent treatment sendiri merupakan tindakan di mana seseorang memilih untuk diam dan mengabaikan orang yang tengah berkonflik dengannya. Hampir setiap orang pernah mengalami atau melakukan silent treatment, terutama ketika sedang bertengkar dengan pasangan. Perilaku silent treatment bertujuan untuk memutus kontak dengan orang yang terlibat konflik dengan kita, tak jarang juga ini merupakan reaksi cepat terhadap situasi tidak mengenakkan yang membuat frustrasi atau marah. Namun tahukah kamu bahwa silent treatment juga dibahas dalam agama terutama Islam? Berikut ini penjelasan dan hukum istri mendiamkan suami saat bertengkar yang wajib kamu Hukum istri mendiamkan suami dalam Agama IslamIslam tak selalu membahas hubungan antara manusia dengan Allah SWT, namun juga interaksi manusia dengan manusia lain termasuk pasangan suami istri. Perlu ditekankan bahwa perselisihan rumah tangga merupakan hal yang wajar dan kerap terjadi. Bahkan tindakan istri yang tiba-tiba mendiamkan suami dan mengabaikannya juga sering dilakukan bahkan hampir setiap pasangan pernah melakukan dan mengalaminya. Sikap seperti ini rupanya dibahas di Agama Islam dengan istilah hajr, yaitu tindakan untuk mendiamkan seseorang dengan sengaja. Sebenarnya, hajr sendiri asal hukumnya adalah terlarang namun diperbolehkan jika dalam rangka menasehati dan menghindari pertengkaran. Namun, sebaiknya tindakan ini tidak lebih dari 3 hari, karena barang siapa yang melakukannya lebih dari 3 hari tentu hal tersebut termasuk ke dalam dosa Mendiamkan pasangan dari sisi psikologisSilent treatment sebenarnya termasuk ke dalam tindakan abusive dalam sebuah hubungan antar sesama. Mengabaikan orang lain dan tidak berinteraksi secara sengaja dapat melukai perasaan mereka yang berkonflik dengan kita termasuk suami. Silent treatment juga bisa dikategorikan sebagai bentuk kekerasan emosional dan memanipulasi orang lain sehingga membuat harga diri orang tersebut terluka dan mereka cenderung bertanya-tanya apa yang harus mereka lakukan untuk mengakhiri perlakuan ini. Silent treatment termasuk ke dalam siksaan’ bagi mereka yang menjadi korban. Sebenarnya tindakan ini juga berguna untuk menghindari pertengkaran yang tak perlu atau saat yang tepat untuk menenangkan diri, namun jangan sampai Mengapa orang kerap mengabaikan orang lain saat bertengkar?4. Silent treatment tidak akan menyelesaikan masalah5. Mengabaikan pasangan hanya membuat kondisi semakin buruk6. Jika butuh ruang untuk sendiri sampaikan kepada pasangan7. Cari waktu yang tepat untuk membicarakan tentang masalah yang dihadapi

Bukharino. 5569 dan Muslim no. 1974) Larangan menyimpan daging qurban itu terjadi pada tahun 9 hijriyah, sedangkan dibolehkannya menyimpan terjadi pada tahun 10 hijriyah. (Lihat Fathul Bari, 10: 26) Dari dalil di atas, kebanyakan ulama berdalil akan bolehnya menyimpan daging qurban lebih dari tiga hari. Inilah pendapat jumhur atau mayoritas ulama.

ilustrasi suami dilarang mendiamkan istri foto pixabay - Dalam sebuah mahligai pernikahan pasti akan ada masalah di dalamnya, namun bagaimana kita bisa mengatasi masalah yang ada dengan baik. Jika masalah didiamkan dan tanpa dikomunikasikan itu hanya akan menjadi bom waktu bagi keutuhan rumah tangga. BACA JUGA Wahai Para Suami, Pahamilah 5 Hak Istri dalam Rumah Tangga Islam Untuk itu, dianjurkan oleh Allah SWT untuk tetap mempertahankan kesabarannya dan menahan godaan setan yang membuat suami istri bisa saling membenci. Adapun penjelasan mengenai hukum suami mendiamkan istri dalam ajaran Islam akan kita simak ulasannya berikut ini. 1. Mendiamkan Istri dengan Tujuan Baik Salah satu cara untuk memberi nasihat kepada istri yang tidak taat adalah dengan cara mendiamkannya. Jika nasehat sang suami sudah tidak dapat diindahkan lagi dan mendiamkan istri tidak menjadikannya ia sadar, maka memukul adalah jalan terakhir. Silakan baca konten menarik lainnya dari di Google News
\n hukum mendiamkan istri lebih dari 3 hari
BANGKAPOSCOM -- Gus Baha menjelaskan dosa ini lebih besar dari syirik dan pelakunya akan kekal di neraka. Dalam kehidupan, manusia tidak akan pernah lepas dari dosa. Baik itu dosa besar maupun

Tak dapat dipungkiri bahwa menjalani kehidupan pernikahan memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah perbedaan pendapat antara suami dan istri. Akibatnya, timbul emosi serta rasa marah pada satu sama lain yang tidak terhindari. Meski marah adalah hal yang wajar, ternyata Islam memiliki hukum tersendiri tentang perilaku istri yang marah pada suaminya. Bahkan, saat seorang istri marah hingga membentak suaminya termasuk sebagai tindakan yang dibenci Allah SWT. Kira-kira bagaimana ya hukum istri marah pada suami menurut Islam? Yuk, temukan jawabannya di sini!1. Termasuk dosa besar, sebab suami harus dihormati oleh istriAjaran Islam selalu menjelaskan bahwa suami adalah sosok pemimpin dalam keluarga. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bila istri harus selalu menghormati dan mentaati suaminya, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut Rasulullah SAW mengatakan bahwa sangat tinggi kedudukan suami untuk istrinya. “Seandainya saya bisa memerintahkan seorang untuk sujud pada orang lain, pasti saya perintahkan seorang istri untuk sujud pada suaminya.” HR Abu Daud, Al-Hakim, Tirmidzi. Kewajiban istri untuk mematuhi dan menghormati suaminya itulah yang membuat marah pada suami menjadi sebuah dosa besar bagi seorang Bukan dengan membentak, istri dianjurkan untuk mengingatkan suami secara halusSejatinya, istri marah pada suami karena suami melakukan kesalahan. Namun, untuk mengatasi rasa marah tersebut, istri dianjurkan agar mengingatkan suami dengan cara yang baik. Bukan dengan membentak suami, melainkan menggunakan tutur kata halus dan sopan. Tujuannya, agar kemarahan tersebut tidak menyinggung perasaan suami hingga mendapat murka Allah SWT. Ketahuilah jika membentak suami termasuk dalam ciri-ciri istri durhaka yang akan dibenci oleh bidadari surga. Jadi, sebaiknya dihindari ya, Bela! “Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, tetapi istrinya dari kelompok bidadari bakal berkata, Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia sang suami hanyalah tamu di sisimu; nyaris saja ia bakal meninggalkanmu menuju pada kami’.” HR At-Tirmidzi. 3. Lebih baik beristighfar terlebih dahulu sebelum memarahi suami4. Marah dan mendiamkan suami juga sebaiknya tidak dilakukan

mc6eq.
  • yewm3xx9y7.pages.dev/315
  • yewm3xx9y7.pages.dev/112
  • yewm3xx9y7.pages.dev/71
  • yewm3xx9y7.pages.dev/337
  • yewm3xx9y7.pages.dev/370
  • yewm3xx9y7.pages.dev/48
  • yewm3xx9y7.pages.dev/246
  • yewm3xx9y7.pages.dev/343
  • yewm3xx9y7.pages.dev/244
  • hukum mendiamkan istri lebih dari 3 hari